Translate

Friday, October 23, 2015

KILANG BONTANG, REALISASI ATAU WACANA?

KILANG BONTANG, REALISASI ATAU WACANA?

     Bontang, Kalimantan Timur, nama kota ini sudah kondang di telinga banyak orang. Betapa tidak, kota ini dianugerahi kekayaan alam luar biasa melimpah. Tiga perusahaan besar memberi peran menggerakkan perekonomian kota ini. Badak LNG, Petrokimia bersama grup perusahaannya, dan Indominco Mandiri menjadi penyetor pendapatan daerah kota ini.

   Program kemandirian energi oleh pemerintah memunculkan banyak gagasan untuk meningkatkan pengolahan minyak mentah dalam negeri. Salah satunya adalah pembangunan kilang-kilang baru untuk menekan angka impor BBM Indonesia. Dan Bontang, menjadi salah satu alternatif dimana kilang akan dibangun. Realisasi atau wacana? Kepastian atau masih simpang siur? Mari kita ikuti perjalanannya.

     Jum'at, 14 November 2014, Menteri ESDM Sudirman Said seperti dikutip oleh sindonews.com mengatakan bahwa pihaknya akan berkordinasi dengan Menteri BUMN dan PT. Pertamina mengenai rencana pembangunan kilang BBM. Beliau juga menyebutkan bahwa dukungan dari Kementrian Keuangan sudah didapat.

    "Saya diskusi dengan Menteri Keuangan dan seluruh eselon 1 membahas soal kilang. Membahas baik hilir maupun hulu, kita ingin membuka kembali konsep yang pernah disusun.
"Saya diskusi dengan Menteri Keuangan dan seluruh eselon 1 membahas soal kilang. Membahas baik hilir maupun hulu, kita ingin membuka kembali konsep yang dulu pernah disusun," terangnya.

Dia mengatakan, terdapat dua pekerjaan dalam membangun kapasitas kilang, diantaranya melakukan modernisasi kilang BBM, peningkatan eksisiting kilang, dan meningkatkan pengolahan crude supaya banyak nilai tambah.

"Paralel dengan itu, maka proyek membangun kilang baru bisa direalisasikan," kata dia

source: http://ekbis.sindonews.com/read/924233/34/pemerintah-akan-koordinasi-bangun-kilang-bbm-1415949395
" terangnya.
  
    "Paralel dengan itu, maka proyek membangun kilang baru bisa direalisasikan" lanjut beliau.

     Tak lama sejak Menteri ESDM mengeluarkan pernyataan, ganti Direktur Marketing dan Trading Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan bahwa Pertamina siap untuk membangun dua kilang baru. Disebutkannya bahwa kapasitas total produksi kilang dalam negeri hanya 800.000 barel per hari sementara konsumsi mencapai 1,6 juta barel per hari. 

    "Lokasinya ada di Bontang, bersampingan dengan fasilitas kilang LNG Badak. Yang kedua, lokasinya di Tuban, memanfaatkan fasilitas kilang TPPI" ujar beliau di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (3 Desember 2014).

     Dua bulan berselang, tepatnya tanggal 25 Februari 2015, Pemerintah kembali membuat penegasan akan mempercepat pembangunan dua kilang yang dimaksud, salah satunya di Bontang. (baca: Pemerintah percepat pembangunan kilang BBM). Melalui Plt Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan bahwa pembangunan kilang akan dilakukan dengan skema pemerintah-swasta.

    "September 2016 sudah ground breaking" lanjutnya.

    Mei 2015, Presiden Joko Widodo memberikan penegasan untuk mempercepat proyek-proyek infrastruktur Indoensia. Pemerintah menargetkan 10 pilot project harus segera tuntas, salah satunya adalah kilang minyak di Bontang, Kaltim menurut Menko bidang Perekonomian Sofyan Djalil.

    "Kilang Bontang, bagaimana kita mulai rapat selesaikan sampai detil. Lalu pembangkit listrik di Jawa Tengah yang kini masih belum bebas lahannya beberapa hektar" jelas Sofyan di kantor Presiden, Jakarta, Rabu 26 Mei 2015.


Kilang Pencairan Gas Alam milik PT. Badak NGL
Kilang Pencairan Gas Alam milik PT. Badak NGL
    Harapan dan titik terang mulai nampak saat pernyataan Direktur Pengolahan PT. Pertamina (Persero) Rahmad Hardadi yang mengatakan optimisme mengenai pembangunan kilang BBM di Bontang. PT. Pertamina menyatakan bahwa lokasi pembangunan kilang di wilayah tengah Indonesia, yakni di Bontang, Kalimantan Timur dari segi kesiapan pembangunan dinilai sudah cukup memadai.

    "Kemarin kami dari Bontang, salah satunya disetujui kilang baru dan terletak di Bontang. Infrastrukturnya sudah siap semua, lokasinya sangat bagus dan ready to use. Benar-benar hanya tinggal bangun kilang." ungkap Rahmad Hardadi saat konferensi pers di Kantor Pengolahan Unit V, Balikpapan, Kamis (2 Juli 2015)

      Dengan infrastruktur di Bontang yang sudah cukup bagus dan memadai, ditambahkan Rahmad, maka diperkirakan pada pertengahan 2017 mendatang akan dilakukan groundbreaking. Sehingga perseroan memiliki waktu 2,5 tahun untuk membangun kilang pengolahan minyak tersebut. Direncanakan, akhir 2019 kilang Bontang akan beroperasi.

     Rahmad mengungkapkan bahwa pembanguna kilang Bontang akan menelan dana sebesar $8 miliar hingga $10 miliar. Dana itu telah dipangkas dari anggaran awal yang mencapai $12 miliar. Ketersediaan perlengkapan pendukung dari Badak NGL membuat biaya pembangunan menjadi lebih rendah.

      Rencana pembangunan kilang minyak Bontang sebelumnya telah mendapat restu dari pemerintah. Awal Juli 2015, Pertamina bersama dengan Badak NGL dan didampingi staf ahli kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan telah meneken komitmen untuk mempercepat proses pembangunan kilang minyak Bontang.

       Namun rencana bukan tanpa halangan. 23 Juli 2015, Direktur Pengolahan PT. Pertamina Rahmad Hardadi mengungkapkan bahwa pembangunan kilang Bontang terancam tertunda tahun ini. Proses tender yang awalnya ditargetkan selesai pada Agustus atau September tahun ini, baru akan dilakukan awal tahun depan. 

Refinery Unit V, Balikpapan
Refinery Unit V, Balikpapan

       Beliau mengatakan bahwa proses tender saat ini masih dalam tahap finalisasi. Untuk finalisasi itu diperlukan waktu setahun. Pertamina tetap mengupayakan tender kilang ini bisa dimulai awal tahun 2016. Saudi Aramco dikabarkan berminat untuk bersama pemerintah Indonesia menggarap kilang Bontang. Namun, semuanya belum bisa dipastikan. 

      Dukungan untuk pembangunan kilang Bontang juga datang dari Walikota Bontang, Adi Darma. Menurutnya, urusan RTRW kilang dan izin pembangunannya juga dikebut (baca: Izin Pembangunan Kilang di Bontang Dikebut, Walikota: RTRW Sudah Beres). Proyek ini memang diharapkan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja. Menurut Adi Darma, 10 ribu pekerja bisa diserap selama proyek ini berlangsung (baca juga: 10 Ribu Tenaga Kerja Bisa Diserap di Proyek Kilang Bontang).

     Tentu saja, banyak pihak berharap proyek dan operasional kilang ini segera dilaksanakan. Semoga lekas terwujud.. :)
  
Baca juga:
Kilang-Kilang Minyak Milik Pertamina
API ITU SEPERTI TAK PERNAH PADAM

No comments:

Post a Comment