Translate

Saturday, October 10, 2015

DIBALIK MINYAK BUMI: STRUKTUR HIDROKARBON 'CANDU' EKONOMI DUNIA

DI BALIK MINYAK BUMI: STRUKTUR HIDROKARBON 'CANDU' EKONOMI DUNIA

RANTAI SENYAWA ORGANIK C-H INI MEMIKAT JUTAAN MANUSIA SELAMA RATUSAN TAHUN. 

EKONOMI DUNIA SAMPAI SEKARANG MASIH BERTUMPU PADA RANTAI SENYAWA ORGANIK INI. SEBENARNYA BAGAIMANA STRUKTUR DASAR MINYAK BUMI YANG MEMIKAT ITU?

      "Terbentuknya dari fosil hewan-hewan yang terkubur selama berjuta-juta tahun", kata Ibu/Bapak guru. Kalimat ini akrab kita dengar sejak menempuh bangku sekolah dan acapkali muncul dalam berbagai ujian. Sejatinya bagaimana minyak bumi terbentuk? Lalu, apa saja kandungannya sehingga bisa diolah menjadi bahan bakar?
       Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah organic source material. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. 
       Awalnya, organisme purba (lebih banyak berwujud zooplankton dan algae) menyerap energi dari sinar matahari dan menyimpannya dalam bentuk rantai karbon dalam selnya. Ketika organisme-organisme purba ini mati, tumpukan demi tumpukan lumpur dan batuan sedimen mengubur fosil-fosil ini semakin dalam ke perut bumi. Semakin dalam terkubur, semakin naik tekanan dan suhu yang mempengaruhi sedimen fosil tersebut.
       Absennya oksigen dalam 'kuburan' fosil tersebut adalah salah satu faktor materi organik ini mulai berubah wujud menjadi Kerogen. Pada saat suhu ambient fosil-fosil tersebut naik mencapai kira-kira 110 oC atau bahkan lebih tinggi dari itu, kerogen secara bertahap berubah menjadi minyak. Pada suhu yang lebih tinggi lagi, kerogen berubah wujud menjadi gas alam.
      Tapi cerita tak berakhir di situ. Bila deposit minyak yang baru terbentuk ini tersebar di berbagai area, nampaknya akan sangat mustahil untuk mengambilnya sebagai komoditas yang bernilai ekonomi (ga lucu klo ngebor minyak cuma dapat satu gayung..hehehe). Saya lanjutkan ceritanya. Bahkan setelah minyak terbentuk pada lapisan batuan penyusunnya, tekanan di sekitar formasi ini masih terus naik, mendorong minyak untuk merembes keluar dari batuan-batuan yang berpori. Kumpulan-kumpulan minyak tersebut bergerak dengan cara yang sama, merebes keluar melalui batuan berpori karena pengaruh tekanan di sekitarnya. Hingga, ada beberapa yang berhasil mecapai permukaan. Namun, beberapa menemui jalan buntu. Minyak-minyak itu tak lagi mampu merembes keluar karena terhalang lapisan batuan yang lebih keras, lebih padat, dan hampir tidak berpori. Tersegel oleh lapisan batu impermeable ini, perlahan-lahan minyak bumi mulai terkumpul di bawah lapisan batuan ini. Dan inilah bentuk reservoir yang menyimpan cadangan minyak bumi. Karena dasar pengetahuan inilah nama Petroleum ada. Petroleum berasal dari bahasa Yunani yang menggabungkan dua kata dasar yaitu Petra yang berarti batu dan Elaion yang artinya minyak. Jadi, menurut etimologinya, Petroleum berarti batuan yang berminyak/mengandung minyak.
     Reservoir adalah formasi batuan yang menahan kumpulan minyak, gas alam, atau bahkan keduanya di bawah keraknya. Reservoir-reservoir ini bisa terbentuk sangat luas. Hanya saja, kenapa tidak mudah untuk menemukan reservoir-reservoir ini? Ingat, lempeng kerak bumi selalu bergerak. Karena pergerakan lempeng bumi, bisa jadi formasi batuan reservoir ini sangat kompleks. Itulah yang menyebabkan tidak mudah melacak dan menemukan cadangan minyak.

Komposisi Minyak Bumi : Inilah Pemikat Hati Anak Manusia

       Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% beratnya dan sisanya adalah zat-zat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen. Ada pula senyawa non-organik seperti vanadium, nikel, besi, natrium, aluminium, kalsium dan magnesium. Secara umum, komposisi minyak bumi dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:

Komposisi Minyak Bumi
Komposisi Minyak Bumi

       Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.

1. Hidrokarbon
    1.1 Parafin
        Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana) dengan rumus kimia CnH2n+2.  Contoh dari senyawa ini adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), iso-butana (2-metil propana, C4H10), iso-pentana (2-metilbutana, C5H12), dan iso-oktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa iso-parafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa iso-parafin jauh lebih rendah dari n-parafin.

Rantai Kimia Metana
Rantai Kimia Metana













Rantai Kimia Etana
Rantai Kimia Etana







Rantai Kimia n-Butana
Rantai Kimia n-Butana





Rantai Kimia Isobutana
Rantai Kimia Isobutana



Rantai Kimia Isopentana
Rantai Kimia Isopentana



Rantai Kimia Isooktana
Rantai Kimia Isooktana


    1.2 Olefin
          Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya, etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).


Rantai Kimia Etilena
Rantai Kimia Etilena









Rantai Kimia Propena
Rantai Kimia Propena

 
Rantai Kimia Butena
Rantai Kimia Butena




     1.3 Naftena

          Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa naftena yang sering ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12), dan siklohexana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.


Rantai Kimia Siklopentana
Rantai Kimia Siklopentana



Rantai Kimia Metil Siklopentana
Rantai Kimia Metil Siklopentana




Rantai Kimia Sikloheksana
Rantai Kimia Sikloheksana

 
    1.4 Aromatik
           Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.


Rantai Kimia Benzene
Rantai Kimia Benzene



 
Rantai Kimia Metil Benzene
Rantai Kimia Metil Benzene



 
Rantai Kimia Naftalena
Rantai Kimia Naftalena

 
2. Non-hidrokarbon
     Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom hidrogen dan karbon, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non-hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut keberadaannya tidak dikehendaki berada di dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga akan mempengaruhi langkah-langkah pengolahan minyak mentah.
    2.1 Belerang
          Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R'), disulfida (R-S-S-R'), dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki karena:
         1. Menimbulkan bau tidak sedap dan bersifat korosif pada produk pengolahan
         2. Mengurangi efektifitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.
         3. Meracuni katalis-katalis perengakahn.
        4. Menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan seperti SO2 dan SO3). 


Rantai Kimia Hidrogen Sulfida


Rantai Kimia Merkaptan
Rantai Kimia Merkaptan
    2.2 Nitrogen
          Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) juga zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran proses katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk tersebut.


Rantai Kimia 3-metilpyridine
Rantai Kimia 3-metilpyridine

 
Rantai Kimia Kuinolin
Rantai Kimia Kuinolin




Rantai Kimia Indol
Rantai Kimia Indol


Rantai Kimia Pyrrol
Rantai Kimia Pyrrol




 
Rantai Kimia Karbazol
Rantai Kimia Karbazol

 
    2.3 Oksigen
          Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses katalitik.



Rantai Kimia Naftenat
Rantai Kimia Naftenat

 
Rantai Kimia Phenol
Rantai Kimia Phenol





Rantai Kimia Gugus Keton
Rantai Kimia Gugus Keton

3. Senyawa Logam
    Minyak bumi biasanya mengandung 0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang paling tinggi biasanya adalah vanadium, nikel, dan natrium. Logam-logam ini terdapat dalam bentuk garam terlarut dalam air yang tersuspensi dalam minyak atau dalam bentuk senyawa organometal yang larut dalam minyak. Vanadium dan nikel merupakan racun bagi katalis-katalis pengolahan minyak bumi dan dapat menimbulkan masalah serius jika terbawa ke dalam produk pengolahan. 


    Inilah sekilas mengenai strukstur dasar hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah. Berdasarkan struktur rantai hidrokarbon ini, minyak mentah akan diolah didalam refinery untuk menjadi berbagai produk jadi yang dibutuhkan masyarakat. :) Thanks for your attention. We'll share other topics next time. 

Related articles:  
     

API ITU SEPERTI TAK PERNAH PADAM

Kilang-Kilang Minyak Milik Pertamina


 

 

 

No comments:

Post a Comment